Cari Blog Ini

Minggu, 09 September 2012

Everything is Possible


                
Tuhan menciptakan manusia tentu tidak sekadar begitu saja, manusia adalah ciptaan yang sangat sempurna. Dibekali dengan akal dan nafsu agar bisa seimbang mengelola bumi ini sebagai khalifahnya. Dengan akal, manusia diperintah tuhan agar berfikir dan merenungi hakikat penciptaannya di dunia ini. Dengan akal pula, manusia dapat mempelajari semua nama-nama yang telah diajarkan oleh Tuhan kepadanya, sebagaimana firman-Nya,

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. (QS. Al-Baqarah [2]:31)”
Ayat ini bukan berarti hanya khusus tertuju kepada nabi Adam As. saja, tetapi merujuk kepada seluruh anak cucu Adam. Oleh sebab itu, akal diberikan kepada manusia agar ia memanfaatkanya untuk mengetahui seluruh ciptaan Tuhan dan memanfaatkannya demi kemaslahatan bersama. Di sisi lain, manusia bukanlah malaikat yang terus tetap dalam kondisi beribadah kepada Tuhan atau pun setan yang terus menerus bermaksiat kepada Tuhan. Maka diberikanlah kepada manusia itu nafsu, nafsu di sini bukan berarti nafsu yang jelek saja karena pada dasarnya ada dua jenis nafsu. Pertama, nafsu yang selalu mengajak manusia untuk melakukan kejelekan/kejahatan yang disebut nafsu sayyi’ah. Kedua, nafsu yang selalu mengajak manusia untuk selalu melakukan kebaikan yang disebut nafsu khasanah. Sehingga manusia yang bisa mengendalikan nafsunya bisa lebih baik daripada malaikat dan apabila ia dikendalikan oleh nafsu sayyiah bahkan ia lebih rendah derajatnya daripada hewan. Dengan bekal akal dan nafsu, manusia sanggup menjadi khalifah di muka bumi ini dengan berbagai permasalahan yang selalu mucul dalam menghiasi kehidupan fana ini.

                Berkaitan dengan masalah, Tuhan pun menjadikan masalah sebagai ujian bagi manusia di dunia untuk melihat seberapa besar imannya kepada Tuhan. Dengan masalah tersebut akan tampak siapa saja yang berhasil dalam menghadapinya atau pun gagal. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa dalam bentuk ujian apa pun pasti akan ada yang berhasil dan ada pula yang gagal dengan tingkatan yang berbeda-beda. Jika kita umpamakan masalah adalah sebuah ujian sekolah, tentu dalam setiap soal itu ada jawabannya, dan guru pun sudah mengajarkan kepada murid dalam rentan waktu tertentu sebelum masa ujian tiba. Jika murid mau belajar dan menerapkan jawaban yang tepat tentu jawaban akan benar demikian pula sebaliknya. Bahkan, guru yang mengajar pun akan memberikan soal-soal yang sesuai dengan kadar kemampuan muridnya. Ia tidak mungkin memberikan soal kelas 2 untuk muridnya yang masih kelas 1.

Itulah perumpamaan masalah dan ujian sekolah, masalah yang datang dari Tuhan itu bagaikan ujian. Tuhan tak kan mendatangkan masalah kepada hambanya kecuali hamba tersebut mempunyai kekuatan untuk menghadapinya karena Tuhan lebih tahu kadar hambanya. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini selama kita masih percaya bahwa Tuhan bersama kita dalam segala hal. Ia akan membukakan jalan keluar terhadap permasalahan selama kita mau berusaha mencarinya. Everything is possible jika Tuhan menghendakinya, segala sesuatu yang tampaknya mustahil bagi kita tapi bagi-Nya tak ada yang mustahil. Tuhan berkata “Kun fayakun” yang artinya jadi maka jadilah. Oleh sebab itu, dalam menghadapi masalah sebagai bentuk dari ujian maka kita harus ikhtiar dengan kekuatan yang kita miliki dan tak lupa berdoa kepada Tuhan agar mempermudahnya serta pada akhirnya kita bertawakkal atas segala hasilnya kepada Tuhan, karena segala sesuatu dari-Nya pasti mengandung hikmah. Jangan pernah kita lupa bahwa everthing is possible jika kita mau berusaha dan Tuhan menghendaki. (Jakarta, 10 September 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar